Selasa, 02 Juli 2013

“full day”Berlapar-lapar di bulan Ramadhan” Apa manfaatnya?


Tema   : Puasa Ramadhan
Judul   : “full day”Berlapar-lapar di bulan Ramadhan” Apa manfaatnya?
Oleh    : Yudi Yansyah, S.Pd
Secara bahasa al-shiyam, al shaum, puasa berarti menahan, al-imsak.  Adapun puasa secara terminologi agama adalah menahan diri dari makan, minum dan semua perkara yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dengan syarat-syarat tertentu. Apa sih untungnya kita berlapar-lapar di siang hari (puasa ramadhan) sementara di rumah kita, makanan begitu banyak? 
Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, diturunkan nya kitab suci Al-Quran, bulan panen pahala dari Alloh Swt. Realita yang terjadi pada masyarakat Indonesia saat ini, masih sedikit sadar akan pentingnya berpuasa, bahkan menganggap bulan suci  ramadhan dianggap bulan biasa. Lemahnya ilmu pengetahuan penting nya puasa di bulan ramadhan, masyarakat Indonesia cenderung sering menyepelekan bulan ramadhan ini, Makanya boro-boro melaksanakan Puasa, lihat saja di jalanan, anak-anak SMP,SMA, bebas merokok di bulan puasa ini tanpa ada rasa malu. Ini adalah PR untuk kita semua, terutama guru agama dan orang tuanya untuk memberikan pengetahuan akan pentingnya puasa di bulan Ramadhan.
Tayangan  seperti di tayangan media elektronik contohnya di Televisi yang kita lihat sehari-hari di rumah, tayangan yang bersifat mendidik, pesan moral dari shaum itu sendiri  tidak ada. Yang terjadi pada saat ini adalah maraknya penyiaran yang bersifat hiburan, guyonan, lawakan yang tidak berarti dan sama sekali jauh dengan pesan religi yang terkandung dalam  bulan ramadhan. Sehingga masyarakat tidak banyak tahu manfaat puasa di bulan ramadhan.

Masyarakat Indonesia, hanya disibukan ketika menghadapi bulan ramadhan tiba, yang ada pada pikiranya adalah bagaimana pemenuhan isi perutnya, makanan yang enak, dan mulai memilih toko baju yang murah untuk persiapan di hari raya Idul Fitri.  Yang seharusnya para orang tua menyuruh kepada anakanya mengikuti pesantren kilat, atau majelis ilmu, atau pengajian agar generasi penerus kita memiliki tingkat pengetahuan agama yang tinggi dan taat kepada Alloh dan rosulnya tentunya senantiasa melaksanakan ibadah puasa, agar di bulan ramadhan ini berlomba untuk mendapatkan ampunan dari Alloh swt, melatih diri menjadi seseorang yang sabar, meningkatkan intensitas ibadah kepada Alloh swt dengan melaksanakan sunnah-sunnah dan sholat tarawih di bulan Ramadhan.
Ibadah puasa di bulah ramadhan adalah kesempatan  seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabbnya, dengan meninggalkan nafsu yang berlebihan seperti makan, minum, dan berhubungan badan . Supaya dengan amalan ini seseorang bisa menggapai keridhaan Rabb nya dan mendapatkan kemenangan di negeri kemulianya.
Puasa merupakan sebab untuk meraih ketaqwaan, jika seseorang melaksanakan karena meyakini wajibnya hukum berpuasa tersebut . Alloh Ta’ala berfirman : “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al-Baqarah : 183). Maka  orang yang berpuasa itu diperintahkan agar bertaqwa kepada Alloh Ta’ala. Yaitu dengan menjalankan puasa semata-mata ikhlas karena-Nya dan menjauhi segala laranganya dan inilah yang merupakan tujuan tebesar dari ibadah puasa.
Orang kaya harta mengetahui kadar kenikmatan yang Alloh Ta’ala berikan kepadanya dalam bentuk kekayaan. Dia akan selalu mengingat-ingat saudaranya yang fakir yang tidak mulus jalan yang ia tempuh.
Dengan melaksanakan ibadah puasa seseorang dapat mengekang hawa nafsu dan mengendalikanya, hingga ia mampu menyetirnya dan mengarahkannya kepada hal-hal yang akan mendatangkan kebaikan dan kebahagian baginya, baik di dunia dan akhirat.
Mendapat faidah kesehatan yang merupakan buah dari berhentinya makan dalam jangka waktu tertentu. Saat berpuasa ternyata peningkatan HDL dan apoprotein alfa 1, dan penurunan LDL ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa penelitian “chronobiological” menunjukan saat puasa ramadhan berpengaruh terhadap ritme penurunan distribusi sirkadian dari suhu tubuh, hormone kortisol, melatonin dan glisemia.
Keadaan psikologis yang tenang teduh dan tidak dipenuhi  rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan adrenalin 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner , meningkatkan tekanan darah arterial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak ke jantung, nah ini yang menyebabkan penyakit jantung dan stroke dan lain-lain.
Jumlah sel yang mati dalam tubuh mencapai 125 juta perdetik, pola makan saat puasa dapat mensuplai asam lemak dan asam amino penting saat makan sahur dan berbuka . sehingga terbentuk tunas-tunas protein, lemak, fosfat, kolesterol dan lainya untuk membangun sel baru dan membersihkan sel  lemak yang menggumpal dalam hati. 
Puasa dapat menurunkan gula darah, kolesterol dan mengendalikan tekanan darah, itulah sebabnya puasa sangat dianjurkan bagi perawatan kepada mereka yang terkena penyakit diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan dan darah tinggi.
Penghentian konsumsi air selama berpuasa sangat efektive meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin hingga mencapai  1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air.
Puasa juga dapat mematahkan nafsu yang berlebihan makan, minum dan bergaul dengan istri yang mengakibatkan enggan mensyukuri nikmat Alloh swt, yang menyebabkan kelengahan.
Dalam keadaan puasa ternyata dapat meningkatkan system kekebalan tubuh. Penelitian menunjukan saat puasa menunjukan saat puasa terjadi peningkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat.
Bahkan seorang peneliti di Moskow(Rusia) melakukan penelitian pada seribu penderita kelainan mental termasuk sizofrenia. Ternyata dengan puasa sekitar 65% terdapat perbaikan kondisi mental yang bermakna. Pikiran kita yang melambat ketika lapar, ternyata menjadi lebih tajam. Secara instingtif, bukti ilmiah ini bias diterima terkait dengan fakta bahwa dalam banyak hal, masalah lapar adalah masalah adalah kelanjutan hidup hidup. Jadi wajar saja, jika rasa lapar membuat pikiran semakin tajam dan kreatif.
Ternyata terapi puasa pada 50 tahun terakhir digunakan di Rusia. Di tahun 1972, sorang direktur di Moscow psychiatric institute, Melaporkan bahwa penggunaan puasa telah sukses dalam menyembuhkan lebih dari 7000 pasien yang menderita berbagai macam penyakit mental, termasuk schizophrenia.
Termasuk manfaat puasa secara sosial adalah membiasakan umat berlaku disiplin, bersatu, cinta keadilan dan persamaan, juga melahirkan perasaan kasih saying dalam diri orang-orang beriman dan mendorong mereka berbuat kebajikan. Mengingat dan merasakan penderitaan orang lain merasakan lapar dan hasu juga memberikan pengalaman kepada kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Rasa syukur dan ikhlas dalam puasa ramadhan akan meningkatkan kepedulian terhadap masalah sosial dan politik berbagai wilayah lain di tanah air serta yang terjadi di berbagai belahan dunia lainnya.
Puasa ramadhan mengharuskan pelakunya berbuat baik, tidak berkata kotor, tidak bergunjing, tidak ghibah sehingga akan mempererat persatuan dan kerukunan bersaudara dan bertetangga yang sebelumnya sempat terganggu. Puasa ramadhan juga menjaga, menurunkan dan menjauhkan penyakit sosial masyarakat sperti pencurian, prostitusi, perampokan dan kekerasan terhadap anak.
Ternyata Alloh swt, menurunkan bulan suci ramadhan tidak sia-sia, dengan berbagai keistimewaan dan kebaikan untuk tubuh kita, kebaikan dalam kehidupan sosial  dan terutama untuk kehidupan akhirat yang abadi. Marilah kita berpuasa di bulan suci Ramadhan ini dengan penuh keikhlasan dan hanya mengaharap Ridho dari Alloh swt. Wallohualam bishowab  .

Terima Kasih Sudah Membaca Artikel ini.   

Rabu, 11 Mei 2011

muhasabah cinta

Wahai... Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu

Tuhan... Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu

Reff. :
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya ilahi....
Muhasabah cintaku...

Tuhan... Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu

p/s: muhasabah diri dengan memutar lagu ini :)

Jumat, 29 April 2011

Pemuda Wibawa, Tampil Beda tapi Takut Dosa

Jadi pemuda itu berbedalah tapi pada saat yang sama takutlah berbuat dosa.”

Demikian kata Mario Teguh dalam The Golden Way. Di sini ada dua kata yang perlu kita soroti, yaitu “berbeda” dan “takut dosa.”

Berbeda. Mengapa jadi pemuda harus berbeda? Karena pemuda yang homogen alias sama semua, membuat orang lain susah membedakan. Dengan perbedaan, kita menjadi mudah dikenali. Coba lihat jumlah manusia di permukaan bumi ini, milyaran coy! Trus, gimana caranya agar kita terlihat di tengah lautan manusia itu? Tampillah beda.

Ketika pemuda lain banyak menghabiskan masa mudanya dengan hura-hura, ambillah jalan beda. Manfaatkan masa mudamu dengan sesuatu yang berguna, bukan cuma di dunia tapi juga sebagai bekal di akhirat kelak.

Ketika pemuda lain memilih jalan pacaran karena memang hormon masa muda yang bergejolak ketika berhadapan dengan lawan jenis, kamu tak mau ikut-ikutan. Kamu jauh lebih memilih jalan pernikahan yang suci menjaga harga diri dan penuh tanggung jawab. Bilapun bila mampu menikah, maka berpuasa dan menundukkan hawa nafsu jauh lebih terpuji daripada mengumbarnya dengan jalan pacaran yang penuh berisi baku syahwat saja.

Ketika pemuda umumnya sibuk melamar sana-sini untuk menjadi pegawai atau buruh pabrik, kamu sebaliknya. Karunia akal yang diberikan Allah, kamu manfaatkan semaksimal mungkin untuk tidak hanya membuka lapangan kerja bagi diri sendiri namun juga bagi orang lain. Kamu menjadi boss bagi diri kamu sendiri. Tak ada yang bisa memerintah kamu ataupun mendikte jam kerja kamu. Kamulah yang pegang kontrol terhadap kesuksesan ataupun kegagalan kamu sendiri.

..Pemuda umumnya masih ragu dan gamang dalam melangkah. Tapi kamu telah mempunyai arah yang jelas dan tujuan pasti akan ke mana langkah kaki mengarah…

Pemuda umumnya masih ragu dan gamang dalam melangkah. Tapi kamu telah mempunyai arah yang jelas dan tujuan pasti akan ke mana langkah kaki mengarah. Kamu sudah paham sekali akan tujuan dan makna hidup sehingga hal inilah yang mendorong potensimu untuk dimaksimalkan. Kamu tahu bahwa semua perbuatan di dunia ini akan ada pertanggungjawaban kelak di akhirat sehingga tak ada yang namanya coba-coba dalam kemaksiatan.

Uniknya, keberbedaan kamu dibandingkan dengan pemuda lain tidak membuatmu lalai. Ada sebuah rambu-rambu khusus yang tidak boleh dilanggar yaitu batas antara pahala dan dosa. Biar saja yang lain mentertawakan kamu akan kehati-hatian dalam hal ini, yang penting penjagaan diri agar jangan sampai tergelincir ke lembah dosa tetap kamu pegang erat.

Begitu pun setiap mendengar suara azan berkumandang, kamu menjadi salah satu umat Muhammad yang meramaikan masjid. Biarlah pemuda lain sibuk berkutat dengan tumpukan kerjaan dunia, namun kamu lebih memilih sibuk mendatangi jamaah shalat di masjid yang sangat disunahkan bagi muslim laki-laki. Dan bila kamu perempuan, shalat di rumah lebih afdhal karena dikelilingi oleh sanak-saudara dan teman-teman muslimah lainnya.

Kamu tak takut terlihat berbeda karena mayoritas jamaah shalat di masjid terdiri dari para orang tua yang pensiun dan berniat taubat. Kamu berdiri ramah di tengah-tengah para lansia yang mungkin saja memandangmu dengan tatapan heran. Hari gini ada pemuda yang shalat 5 waktu rutin di masjid berjamaah? Eits…jangan berbangga diri dulu karena nanti bisa terperosok ke dalam sikap riya’ alias suka pamer. Bersihkan hatimu bahwa kedatanganmu ke masjid karena Allah semata bukan karena sekadar ingin beda.

..umur boleh muda tapi wibawa kamu menembus batas hingga ke orang-orang yang berusia lebih tua bahkan yang dituakan…

Bukan hanya rajin ke masjid, sebagai pemuda kamu pun seperti singa yang bukan hanya aumannya saja galak, namun terbukti dalam kiprah nyata. Prestasi belajar dan kerja kamu adalah buktinya. Bukan hanya itu, kepedulian kamu terhadap orang lain dan lingkungan sekitar juga terwujud dalam bentuk amar makruf nahi munkar.

So, umur boleh muda tapi wibawa kamu menembus batas hingga ke orang-orang yang berusia lebih tua bahkan yang dituakan. Bukan untuk sok-sokan semata tapi benar-benar merupakan pancaran dari sikapmu yang dewasa. Pertahankan sikap ini ya, cheers ^_^

Berawal dari Mimpi, Raih Cita-citamu

Mimpi, apa sih mimpi itu? Apakah bunga-bunga tidur yang menghiasi setiap malam ketika kita beristirahat? Mungkin mimpi ketemu doski di sekolah, mimpi ketemu sahabat kita yang lama tak berjumpa, mimpi makan blackforest yang sudah lama kita idam-idamkan ataukah mimpi-mimpi yang lain?

Itu semua memang bisa disebut mimpi. Kerja sel syaraf otak kita ketika tidur bertemu dengan pengalaman-pengalaman masa lalu atau keinginan terpendam yang belum sempat terwujud. Tapi bahasan kita bukan mimpi yang itu, guys. Tapi mimpi yang bermakna cita-cita, keinginan, harapan, ambisi, dan semacam itulah. Mimpi yang berusaha kita raih dan wujudkan nyata dalam kehidupan.

Lalu gimana dengan kamu, guys? Apa kamu punya mimpi? Apa sih mimpi terindah kamu? Jangan-jangan kamu malah gak punya mimpi. Membiarkan hidup mengalir apa adanya saja. Tanpa mimpi, tanpa cita-cita dan tanpa harapan. Or, jangan-jangan kamu malas bermimpi lagi karena beranggapan semua mimpi-mimpi kamu adalah sia-sia dan gak ada yang jadi kenyataan. Wah…jangan pesimis gitu dong.

Semua punya mimpi

Mimpi, siapa sih gak punya mimpi? Ingin jadi orkay alias orang kaya, ingin jadi orang terkenal, ingin pandai, ingin sukses dan ingin-ingin yang lainnya. Rasa ingin ini lumrah bin wajar banget ada pada diri manusia, apalagi para remaja yang langkah hidupnya masih panjang dan panjaaaaang. Saking lumrahnya, lagu-lagu pun sibuk mengangkat tema ini. Lihat aja lagunya Opie Andaresta waktu itu. ‘Andai aku anak orang kaya, punya mobil mewah, punya pacar yang hartanya berlimpah, punya uang banyak dll’. Belum lagi lagunya Base Jam yang gini nih ‘ku tak tahu untuk apa hidup ini. Aku hanya bisa bermimpi’. Atau bahkan kayak Om Chairil Anwar yang dalam salah satu puisinya ingin hidup seribu tahun lagi.

So, siapa sih yang boleh punya mimpi? Apa cuma para artis dan pujangga itu aja? Semua non, berhak dan boleh punya mimpi. Kaya, miskin, tua, muda, cewek, cowok, cakep, jelek, semua deh boleh punya mimpi. Di jaman apa-apa serba mahal ini, mimpi adalah hal dalam hidup yang gratis. Gak beli. Kita bisa bermimpi menjadi atau meraih apa pun yang kita mau tanpa takut kena pajak.

….Darimana ide menciptakan helikopter dan pesawat terbang itu berasal? Penemu ide itu pernah bermimpi untuk bisa terbang….

Kamu tahu darimana ide menciptakan helikopter dan pesawat terbang itu berasal? Penemu ide itu pernah bermimpi untuk bisa terbang. Karena gak mungkin bagi manusia untuk punya sayap, maka dengan akalnya ia menciptakan teknologi yang memakai prinsip dasar sayap burung untuk pesawat dan sayap capung untuk helikopter. Bayangkan seandainya para penemu itu gak punya mimpi dan bersikap ‘apa adanya’ aja ketika transportasi masih berupa sapi atau kuda yang menarik gerobak. Kamu gak bakalan tahu asyiknya terbang (padahal sekarang aja juga belum tahu tuh rasanya naik pesawat hehe).

Lalu Thomas Alfa Edison dengan mimpinya untuk menjadikan dunia lebih terang pada malam hari. Tanpa dorongan mimpinya dan hanya puas dengan temaramnya sinar bulan, maka gak bakal ada yang namanya bohlam.

Tapi yang paling hebat dan gak ada duanya tuh mimpi Rasulullah untuk menyatukan umat dalam naungan satu sistem Islam. Betapa beliau mengerahkan seluruh daya upaya untuk mewujudkan mimpinya. Gak peduli dilempari batu dan kotoran hewan, beliau maju terus pantang menyerah untuk mendobrak sistem kufur dan menggantinya dengan sistem Islam saja.

So, mimpi di tiap orang per orang pastilah tak sama. Ketika kamu mimpi ingin jadi ahli nuklir yang bertakwa tentu tak sama dengan mimpi temanmu yang ingin jadi rocker beriman ala sinetron kiamat sudah dekat misalnya. Atau kamu yang punya mimpi dapat beasiswa untuk melanjutkan sekolah sampai tinggi, eh…mereka yang mendapat kesempatan itu di tangan, malah melepaskannya. Ada loh yang seperti ini. Ternyata ia lebih memilih menikah dan ikut suami ke lain kota daripada mengambil tuh beasiswa. Padahal yang ngiler pingin banget dapetin tuh beasiswa udah ngantri, eh…enak aja dianya melepas.

Hal ini juga sah-sah aja kok. Itu karena memang mimpi di tiap orang sungguh beraneka ragam. Tak sama. Tak ada standard yang pasti mimpi harus begini dan begitu. Sehingga tiap diri kamu berhak untuk punya mimpi setinggi apa pun.

….mimpi itu hal yang manusiawi ada pada diri kita. Bahkan, manusia yang normal mustahil hidup tanpa mimpi, cita-cita or harapan yang ingin diraih….

So, mimpi itu adalah hal yang manusiawi ada pada diri kita. Bahkan, manusia yang normal mustahil hidup tanpa mimpi, cita-cita or harapan yang ingin diraih. Kamu bisa bermimpi hal-hal yang mubah kayak pingin kaya, punya rumah mewah, harta berlimpah, suami/istri cakep dan tajir dll. Or yang agak bergengsi dikit, kamu bermimpi jadi dokter, insinyur, ahli nuklir yang bertakwa de el-el. Tapi ada juga yang mimpinya high quality dengan menjadi remaja gaul, syar’i, dan mabda’i (hehe, kayak motto Studia aja).

Kenapa harus punya mimpi?

Orang hidup kudu punya mimpi. Karena manusia adalah makhluk yang dinamis. Dengan mimpi yang kita punya, ada ‘sesuatu’ yang membuat kita berusaha ingin meraihnya. Bo’ong banget kalo kamu bilang punya mimpi jadi ahli komputer tapi tak ada upaya untuk mewujudkannya. Kamu pilih habiskan waktu untuk bermalas-malasan, hura-hura menghabiskan waktu untuk nonton film, dugem, dan segala hal yang tak ada kaitannya dengan mimpimu.

….Orang hidup kudu punya mimpi. Karena manusia adalah makhluk yang dinamis. Mimpi membuat kita berusaha ingin meraihnya….

Lebih lucu lagi kalau bermimpi masuk surga tapi asyik mojok berduaan dengan pacar dan tiap hari melakukan maksiat. Udah shalat cuma dua kali setahun, pas waktunya shalat Id hari raya Idul Fitri dan Idul Adha aja, puasa Ramadhan juga banyak batalnya. Kalo yang begini mah bukan mimpi masuk surga lagi, tapi isyarat dapat tiket neraka secara express hehe.

So, gimana dong supaya antara mimpi matching dengan kenyataan?

Jika kamu ingin jadi ahli komputer, kamu harus menciptakan jalan ke arah sana untuk mempermudah mewujudkan mimpimu. Mulai rajin-rajin aja pegang komputer meski pinjam teman or jadi penjaga warnet misalnya. Kamu kudu cinta dan sering bergaul akrab dengan segala sesuatu yang berbau komputer. Jangan malah ingin jadi ahli komputer tapi lubang untuk kabel data aja kamu gak tahu hehe. Or malah kamu gak bisa membedakan yang namanya monitor dan CPU, gubraks…

Begitu juga jika kamu pingin masuk surga. Tempuh semua jalan yang bisa mengantarkan kamu ke surga. Gimana caranya? Ngaji dong! Dengan ngaji, ibaratnya kamu dapat peta untuk menuju surga lewat jalur yang baik dan benar.

Bahkan aneh banget kalo ada orang hidup tapi tak punya mimpi. Tanpa mimpi, bagaikan sayur tanpa garam. Hambar coy. Tanpa mimpi, kamu gak bakal punya sesuatu sebagai standard untuk diraih di masa depan. Tanpa mimpi, kamu akan jadi mayat yang hidup. Gak ada upaya untuk memperbaiki diri or nasib kamu.

Tanpa mimpi, kamu akan melakoni hidup ‘apa adanya’. Apa adanya dalam arti negatif. Kamu yang punya nilai pelajaran delapan ketawa alias tiga, jadi ‘pasrah’ aja. Merasa diri bodoh dan tak ada upaya untuk meraih nilai yang lebih ideal.

Tanpa mimpi, kamu yang sekarang merasa menjalani hidup serba sulit di era kapitalisme ini, jadi pasrah. Sudahlah BBM naik, uang saku dikurangi karena ortu juga pailit, eh…ternyata harga-harga yang lain ikut selangit. Mau beli buku mahal, jajan mahal, semua mahal. Bukan naik sih katanya, hanya menyesuaikan harga dengan kenaikan BBM. Dunia kamu jadi terasa sangat sempit. Kamu pasrah jendral dengan kondisi tak ideal ini. Tak ada keinginan untuk merubahnya meski barang sedikit pun. Bila hidup jadi semakin sulit dan sulit aja, hal ini bisa bikin kamu mudah, yang tanpa mimpi or cita-cita, untuk putus asa.

Ini beda banget dengan kamu yang sedari awal sudah punya dan tahu apa mimpi-mimpinya dalam hidup. Dengan mimpi, kamu berusaha meraih yang terbaik dalam hidupmu. Mimpi ingin pintar, kamu ujudkan dengan belajar rajin. Mimpi ingin sukses, kamu ujudkan dengan kerja keras secara cerdas dan disiplin. Mimpi ingin merubah kondisi masyarakat yang sekarat karena tak melaksanakan syariat, kamu ujudkan dengan rajin ngaji dan memahami kondisi umat sebagai langkah awal untuk perubahan.

See, dengan mimpi kamu jadi punya arah mau kemana dan ngapain dalam hidup ini. Bukan sekedar ikut arus kalo angin ke barat ikut ke barat, kalo angin ke timur ikut ke timur.

….dengan mimpi kamu jadi punya arah mau kemana dan ngapain dalam hidup ini. Bukan sekedar ikut arus kalo angin ke barat ikut ke barat, kalo angin ke timur ikut ke timur….

Dengan mimpi kamu jadi percaya diri. Di saat semua menikmati janji-janji semu demokrasi, kamu tampil cerdas dengan mencampakkannya. Di saat semua berpikir masalah bangsa ini bersumber di akhlaknya, kamu dah paham kalo itu cuma ekses or akibat sampingan dari permasalahan yang lebih mendasar. Dengan mimpi yang kamu punya, kamu punya resep yang ces pleng alias jitu untuk menyembuhkan masyarakat kita yang sakit ini. Kamu pun jadi remaja bukan yang biasa-biasa aja, tapi salah satu sosok perubah yang dengan mimpinya jadi punya nilai lebih pada semangat dan aktivitasnya di hadapan Allah. Hmm…ternyata punya mimpi bisa begitu dahsyat kan…

Mimpi yang baik dan bener

Idih…emang ada mimpi yang baik dan bener? Jelas ada dong. Ujian aja kamu ngejawabnya kudu baik dan bener, apalagi menetapkan mimpi kamu. Tanpa jawaban yang baik dan bener, pasti ujian kamu gak lulus.

Begitu juga mimpi. Tanpa mimpi yang baik dan bener, kehidupan kamu juga pasti gak baik dan bener. Trus, gimana sih punya mimpi baik dan bener itu?

Mimpi yang baik dan bener itu kalo ia realistis, yaitu antara mimpi-mimpi kamu dan kemampuan harus seimbang. Sesuatu yang tidak mudah dan tidak sukar untuk dicapai. Karena kalo mimpi itu mudah dicapai, kamu bakal nyepelein dan ceroboh, menganggap enteng mimpi or cita-cita kamu dalam hidup. Begitu sebaliknya. Jika kamu mempunyai mimpi yang tinggi tapi kemampuan minim, ini bisa bikin kamu putus asa. Jadi gimana dong? Kalo mimpi kamu tinggi, berarti kamu kudu mengasah kualitas diri kamu juga tinggi. Biar imbang dengan mimpi kamu, gitu loh.

Trus, ada kalanya mimpi itu bisa terwujud saat kita masih hidup. Tapi ada kalanya pula mimpi itu begitu besar sehingga butuh waktu lebih panjang daripada umur kita untuk mewujudkannya. Apalagi bila mimpi itu adalah mimpi kolektif yang dipunya oleh kaum muslimin.

….Ketika masih hidup, Rasulullah SAW punya mimpi bisa menaklukkan Persia dan Roma. Padahal Persia dan Roma itu super power….

Ketika Rasulullah SAW masih hidup, beliau punya mimpi bisa menaklukkan Persia dan Roma. Padahal Persia dan Roma di jaman itu ibaratnya Uni Sovyet dan Amerika, super power, dibandingkan dengan negara Islam yang masih baru berdiri dan kecil. Tapi mimpi Rasulullah bukan mimpi asal mimpi. Meski beliau tak sempat menyaksikan ditundukkannya kedua negara adidaya itu, tapi Muhammad Al Fatih mewujudkan mimpi Rasulullah menjadi nyata. Persia atau Konstantinopel berhasil ditundukkannya. Sekarang tinggal Roma. Bilakah kamu yang akan menjadi sosok Al-Fatih berikutnya?

Bila iya, maka kamu pasti punya mimpi yang sama dengan mimpi Rasulullah. Mimpi ingin mengembalikan kehidupan Islam dengan syariah dan khilafah. Mimpi ini begitu besar dan mulia. Sejak diruntuhkannya institusi kekhilafahan Islam pada 3 Mei 1924 lalu, kaum muslimin yang sadar kewajiban untuk menegakkannya lagi, bermimpi or bercita-cita bisa hidup mulia dalam naungan Khilafah Islam.

Bagi sebagian orang yang tak tahu bagaimana cara menempuhnya secara riil dan gamblang, maka mereka berpikir mimpi ini adalah mimpi yang utopis, sia-sia or khayali. Tapi bagi yang tahu dengan jelas langkah-langkah apa yang kudu ditempuh, hambatan apa saja yang menghadang, peluang-peluang yang harus diciptakan, tentu merasa yakin sekali bahwa Khilafah Islam hanya tunggu waktu. Apalagi bila pertolongan Allah sudah berbicara, udah deh, siapa yang bakal bisa membendungnya?

So, jangan takut untuk bermimpi yang tinggi. Apalagi kalo mimpi itu sesuai banget dengan mimpi yang dipunya Rasulullah tercinta. Jadi kalo ada yang bertanya ‘what’s your sweetest dream?’ Jawab dengan yakin ‘Syariah dan Khilafah’, tentu. Tetap semangat! [ria fariana/voa-islam.com]


Tersenyumlah …

Tersenyumlah …

~ ~

MediaMuslim.Info – Tertawa sewajarnya merupakan obat kecemasan dan pelipur kesedihan. Dalam senyum terdapat kekuatan yang menakjubkan dalam menggembirakan jiwa dan menyenangkan hati, sehingga Abu darda berkata: “Sesungguhnya aku akan tertawa hingga hatiku akan terhibur.” Tertawa merupakan puncak keceriaan, kelegaan dan keriangan, asalkan tidak berlebihan, dengan sewajarnya, dan tidak di maksudkan mengejek atau mencemooh: “Jangan terlalu banyak tertawa, karena terlalu banyak tertawa akan mematikan hati.”



Hakikatnya, Islam adalah agama yang dibangun atas dasar keseimbangan dan keadilan, baik dalam hal akidah, ibadah, akhlak, maupun tingkah laku. Oleh karena itu, janganlah anda masamkan raut muka anda sehingga menakutkan orang yang melihat. Jangan pula anda tertawa terbahak – bahak. Akan tetapi, tampilkanlah wajah yang tenang, selalu berseri dan enak dipandang, sehingga menyenangkan orang yang memandang.



Kalau kita diminta memilih antara harta yang banyak atau jabatan terhormat dan jiwa yang tenang penuh keceriaan, tentu anda akan memilih yang kedua. Apa artinya harta jika jiwa penuh kemuraman? Apa artinya pangkat dan jabatan jika jiwa terkekang? Apa artinya kecantikan istri bila ia selalu cemberut dan menjadikan suasana rumah seperti neraka? Sungguh lebih baik seribu kali lipat istri yang tidak terlalu cantik tetapi mampu menciptakan suasana rumah seperti surga.



Senyum yang tampak secara lahir tidak akan bernilai bila muncul dengan pura – pura dan untuk menutupi seseorang yang berperangai menyimpang. Lihatlah bunga juga tersenyum; hutan tersenyum; dan lautan, sungai, langit, bintang, burung, semuanya tersenyum. Senyum mereka itulah senyum yang tulus.



Jiwa yang senantiasa tersenyum akan melihat kesulitan dengan nyaman sambil berusaha mengatasinya. Jika mereka melihat sebuah persoalan, mereka tersenyum dan tetap tersenyum ketika mampu mengatasinya. Sebaliknya, jiwa yang muram akan akan melihat kesulitan dengan kesedihan. Bila menemui kesulitan, ia akan meghindar atau membesar-besarkannya, semangatnya melemah dan berandai andai dengan kata-kata “kalau”, “bila”, dan “jika”.



Betapa kita amat membutuhkan senyuman, keceriaan wajah, kelapangan dada, kemrahan hati, kelemahlembutan, dan keramahan. “Sesungguhnya Alloh Subhanahu wa Ta’ala telah mewahyukan kepadaku (Rasululloh Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam) agar kalian bersikap tawadhu’ hingga tidak ada seorang pun yang berbuat zhalim terhadap orang lain.”

Bila Hati Merindu Cinta Tapi Jodoh Tak Kunjung Tiba

oleh Yudi Yudhoyono pada 20 Maret 2011 jam 14:11


CINTA. Siapa sih yang tak merindukannya? Siapa pula yang tak mendambakannya? Apalagi keberadaan cinta ini naluri, sudah pasti ada secara build up dari Sononya. Satu rasa ingin melestarikan jenis dengan melampiaskannya pada rasa sayang pada ortu, pada adik dan kakak, dan yang terutama adalah pada anak. Keberadaan anak sudah pasti membutuhkan adanya hubungan antara laki-laki dan perempuan. Jelas gak mungkin dong, perempuan dengan perempuan atau laki-laki dengan laki-laki bisa menghasilkan anak? Sama gak mungkinnya masa jeruk minum jeruk.

Jadi, ketertarikan pada lawan jenis adalah rumus mutlak agar generasi manusia tetap lestari. Pemenuhannya bisa bermacam-macam, ada yang via pacaran, ada yang lebih demen TTM alias Teman Tapi Mesra, ada yang kumpul kucing (bosan kumpul kebo mulu), atau ada yang lewat pernikahan.

Bagi yang masih dikaruniai akal sehat dan keimanan, cuma jalan pernikahan saja yang boleh ditempuh untuk melestarikan keturunan dengan mempunyai anak ini. Cuma dengan pernikahan saja hubungan laki-laki dan perempuan yang semula bukan mahrom dan notabene orang lain menjadi halal.

Tapi ternyata, jaman serba komputer saat ini bukanlah jaman Siti Nurbaya dulu. Sekarang jaman Siti Nurhaliza yang ternyata mencari jodoh yang baik itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Kajian-kajian Islam yang semakin marak membuat para wanita lebih bisa menghargai dirinya sendiri. Bukan jalan pacaran, TTM atau pun kumpul kucing yang jadi pilihan. Tapi pernikahan yang suci adalah sesuatu sebagai solusi.

Seiring berjalannya waktu ternyata perbandingan laki-laki dan perempuan tidak seimbang. Kalau kita mau lebih mengerucutkan lagi, perbandingan laki-laki dan perempuan yang insaf bin tobat dan menempuh jalan Islam sebagai the way of life juga tak sepadan. Gak percaya? Coba amati kalau ada acara seminar keislaman, peserta perempuan pasti jauh lebih banyak daripada peserta laki-laki.

Trus apa hubungannya? Hubungannya sih baik-baik saja hehe, maksudnya tuh dengan melihat sekilas itu saja kita langsung ngeh bahwa ternyata ada beberapa kendala ketika seorang muslimah ingin menggenapkan separuh dien-nya. Laki-laki yang sholeh ternyata tak banyak. Meski Islam telah memberi poligami sebagai solusi, ternyata pada praktiknya di lapangan tidak semudah itu.

…bagaimana bila hati ini sudah merindu cinta yang keberadaannya adalah fitroh padahal jodoh masih juga belum datang…

Lalu bagaimana bila hati ini sudah merindu cinta yang keberadaannya adalah fitroh padahal jodoh masih juga belum datang?

1. Puasa. Seperti kata Rasulullah SAW tercinta, bagi para pemuda yang belum mampu untuk menikah maka berpuasalah. Puasa ini benar-benar manjur sebagai pengendali kondisi psykis kita.

2. Perbanyak tilawah Qur’an. Dengan membaca Al Qur’an hati akan menjadi tenang. Hati yang semula bergejolak karena dorongan naluri, akan menjadi lebih aman dan tenteram ketika kita tilawah Qur’an dan meresapi serta merenungi maknanya.

3. Perbanyak aktifitas positif. Dengan beraktifitas positif, perhatian kamu gak melulu menggebu ingin nikah. Cinta yang kamu punya bisa disalurkan ke jalan yang benar lainnya misalnya saja sayang pada adik atau keponakan. Kaji Islam sebaik-baiknya agar gelora cinta yang belum ada penyalurannya ini bisa dikontrol dengan baik. Kalo kamu suka olahraga, bagus tuh untuk kesehatan dan sebagai pengalih perhatian yang positif. Tapi ingat ya, jaga aurat kamu baik laki-laki maupun perempuan.

Semoga tips sederhana ini bisa menjadi solusi cerdas untuk kamu yang sedang merindu cinta. Meskipun Februari marak dengan nuansa cinta, tapi jangan sampai deh kamu ikut-ikutan acara semu berbalut nafsu ini. Murnikan cintamu dengan tetap berada di rel syariat-Nya. Setuju donk ya, sip deh ^_^

Kesombongan

Kesombongan

~ ~

Ditulis dalam Akhlaq pada 9:12 am oleh Materi Tarbiyah



I. Pendahuluan



Kesombongan adalah sifat yang muncul seiring dengan keberadaan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT. Sifat ini sudah berusia ratusan bahkan ribuan tahun sebelum kita lahir. Namun penyakit ini hingga kini terus melanda manusia. Sombong adalah sifat yang dibenci oleh manusia dan juga Allah. Sombong termasuk dalam kategori penyakit yang tumbuh dalam jiwa manusia, jin dan syaithan. Kisah pertama munculnya sombong adalah berawal dari syaithan yang merasa lebih tinggi dari manusia. Ketika ia diperintahkan oleh Allah untuk sujud kepada Adam as. sebagai tanda penghormatan, syaithan menolaknya karena ia merasa lebih baik dari Adam ‘alaihis salam.



Kesombongan keseluruhannya adalah sifat yang tercela. Yang berhak menyandang kesombongan adalah Allah SWT, karena Dia-lah yang memiliki segalanya. Kesombongan berakibat kesengsaraan, tidak ada manfaat sama sekali bagi manusia yang mempunyai sifat ini. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Mu’minun (23) : 56, “Tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kesombongan yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya.”



II. Hakikat Kesombongan



Kesombongan pada dasarnya adalah perangai yang ada dalam jiwa yaitu kepuasan dan kecenderungan kepada penglihatan atas orang yang disombonginya. Kesombongan menuntut adanya pihak yang disombongi dan hal yang dipakai untuk sombong. Pada saat ia merasa memiliki kesempurnaan dibandingkan dengan orang lain hingga dalam hatinya timbul anggapan, kepuasan, kesenangan dan kecenderungan terhadap keyakinan tersebut maka ia telah takabur. Perangai kesombongan meliputi perasaan merasa benar, seolah manusia memandangnya dalam pandangan keyakinan dirinya bahwa ia besar, sempurna atau terbaik.



Bila keyakinan ini dilanjutakn dengan perbuatan secara zhahir dengan meremehkan orang lain maka ini disebut takabur. Ia sudah merasa besar, lebih baik dan merendahkan orang lain, menjauh dan tidak mau duduk bersama dengan yang bukan yang sebanding dengannya.



III. Keburukan yang ditimbulkan dari kesombongan



1. Kesombongan menjadi penghalang masuk syurga



Kesombongan menghalangi semua akhlaq yang seharusnya disandang oleh orang mu’min, sedang akhlaq-akhlaq itu merupakan pintu-pintu syurga dan kesombongan merupakan penutupnya. Ia tidak bisa mencintai kaum muslimin karena ia lebih mencintai dirinya sendiri dan ia merasa dirinya yang lebih baik sehingga bagaimana mungkin orang lain dapat masuk dalam hatinya. Ia juga tidak dapat terbebas dari melecehkan orang lain karena ia merasa lebih baik dari orang lain.

Hadits: “Tidak akan masuk syurga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar dzarrah.” (HR. Bukhari)



2. Kesombongan berakibat buruk bagi dirinya di dunia dan juga di akhirat



Sifat sombong yang bersemayam dihatinya akan mengakibatkan sikap merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Dialah yang memiliki banyak ilmu, paling alim, banyak harta, paling pintar, paling kaya dan sebagainya. Dengan sikap seperti itu maka manusia akan menjauhinya, mereka tidak akan senang bersama orang yang sombong, mereka juga tidak akan sudi menolong orang yang sombong. Di akhirat orang tersebut juga akan mendapat cela tidak hanya dari malaikat namun juga akan dimasukkan ke dalam neraka oleh Allah SWT dan mereka juga akan dipersalahkan oleh pengikutnya. (QS. Az Zumar (39) : 72, Maryam (16) : 69).



IV. Tingkatan kesombongan dan pihak yang disombonginya

1. Sombong kepada Allah SWT



Ini adalah kesombongan yang paling keji. Penyebabnya adalah kebodohan dan pembangkangan. Kisah Fir’aun menjadi saksinya.



“Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku, mereka akan masuk neraka Jahanam dengan hina dina.”



2. Sombong kepada para rasul



Kesombongan ini akibat dari keengganan jiwa untuk mematuhi manusia yang seperti mereka (rasul). (QS. Al Mu’minun (23) : 47, Yasin (36) : 15, Al Furqan (25) : 21)



3. Kesombongan terhadap para hamba



Kesombongan ini muncul sebagai akibat merasa dirinya paling terhormat, lebih baik dan melecehkan orang lain sehingga tidak mau patuh kepada mereka, meremehkan mereka dan tidak mau sejajar dengan mereka. Sifat ini tidak layak dimiliki manusia, karena yang berhak memiliki sifat ini adalah Allah SWT.



Dalil Hadits qudsi: “Kebesaran adalah kain sarung-Ku dan kesombongan adalah selendang-Ku. Barang siapa yang melawan Aku pada keduanya niscaya Aku akan menghancurkannya.”



V. Penyebab Kesombongan

1. Ilmu Pengetahuan ; Ilmu pengetahuan dapat menjangkiti para ulama (para intelektual) karena dengan ilmunya ia merasa tinggi dan orang lain tidak mampu menyainginya.

2. Amal dan Ibadah ; Orang ahli ibadah dan zuhud tidak dapat juga terlepas dari nistanya kesombongan ini. Kesombongan itu menyelinap ke dalam diri mereka, baik menyangkut urusan agama maupun dunia.

Dalil Hadits: “Cukuplah seseorang dinilai telah melakukan kejahatan bila ia merendahkan saudaranya sesama muslim.” (HR. Muslim)

3. Nasab/Keturunan ; Orang yang memiliki nasab mulia akan menganggap orang lain hina.

Dalil Hadits: “Hendaklah orang-orang meninggalkan kebanggaan terhadap nenek moyang mereka yang telah menjadi batu bara di neraka jahanam atau (jika tidak) mereka akan menjadi lebih hina di sisi Allah dari kumbang yang hidungnya mengeluarkan kotoran.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

4. Harta Kekayaan ; Hal ini terjadi pada hartawan dan raja-raja yang membanggakan harta kekayaannya. (QS. Qashash (28) :79)

5. Kecantikan dan Ketampanan

6. Kekuatan dan Keperkasaan

7. Pengikut, pendukung, murid, pembantu keluarga, kerabat dan anak ; Hal ini dapat terjadi bagi para pemimpin baik negarawan, raja, pemuka ataupun ulama yang bersaing memperbanyak anggotanya.



VI. Cara Mengobati Kesombongan



Cara mengobati kesombongan dengan mengikis habis sampai ke akar-akarnya dan mencabut pohonnya dari tempat tanamannya yang bersemayam di dalam hati, yaitu:



1. Pengobatan melalui ilmu (‘ilaj ilmi)

Yaitu melalui pengenalan diri pada Tuhannya. Apabila ia telah mengenal dirinya dengan benar maka ia akan mengetahui bahwa ia hanyalah salah satu dari makhluk-Nya dan seorang hamba yang memiliki keterbatasan dan kekurangan. Dengan demikian ia akan menyadari bahwa ia sama sekali tidak berhak menyandang kesombongan. Jika dibandingkan dengan Allah SWT, ia tidak mempunyai sesuatu apapun yang bisa disombongkan.



2. Pengobatan secara perbuatan (‘ilaj Amali)

Yaitu melalui sikap tawadhu. Ia bersikap tawadhu kepada Allah SWT dengan amal ibadahnya dan kepada makhluk-Nya dengan senantiasa menjaga akhlaq seperti orang-orang yang tawadhu seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabat.

Referensi :



1. Tazkiyatun Nafs, Said Hawwa

2. Terapi mental aktivis Da’wah, Fathi Yakan